Pages

Oct 1, 2015

KKR NIAS 2015 and the Attributes of God: GOD IS GOOD

I was so overwhelmed. I was shaking with fear and joy at the same time. I was.. I was.. really feeling so small and unworthy. What have I done? What have I done to have been given such privilege to see and experience it? Nothing. I have done nothing but keep on disappointing HIM.... 
And yet there HE was... displaying some of HIS Great Attributes to me.


GOD IS GOOD
Tuhan itu baik. Teramat baik. Dia tahu aku sangat gentar mempersiapkan kotbah KKR. Kotbah KKR, bukan kotbah Sekolah Minggu. KKR. Ya. KKR! That is a really big word. Mempersiapkan kotbah Sekolah Minggu sangat menyenangkan bagiku. Memang.. kadang-kadang bisa berhari-hari mencari bahan dan berjam-jam di depan laptop membuat slide. Tapi aku sangat menikmatinya. Tapi ini KKR. Seringkali the idea of that word KKR, bisa membuat aku sesak nafas, literally.

Membayangkan kotbah tanpa slide sungguh sangat menakutkan bagiku. I'm a master of PPT, I guess :) And I was warned: jangankan pake projector, listrik saja mungkin sangat terbatas. Belum tentu semua sekolah ada listrik. Dan kalau pun ada, belum tentu tegangannya cukup baik dan.. kita kotbah di lapangan sekolah. Lapangan sekolah.

Beberapa bulan sebelumnya, Tuhan mengijinkan aku mencicipi sedikit pengalaman berkotbah tanpa ppt. Well, not exactly preaching. Aku bercerita tentang Mary Slessor di Sekolah Injil Liburan di GRII Karawaci. Aku mencatat poin-poin penting yang harus diceritakan dan menempelkannya di belakang poster Mary Slessor yang aku pegang sepanjang bercerita.

20 menit yang mendebarkan itu..














Sekali lagi. Tuhan baik. Ada satu cerita kecil yang kudengar dalam renungan di persekutuan Doa pagi, seminggu sebelum berangkat ke Nias. Sebuah cerita tentang karet. Dan somehow cerita itu membuat aku lebih semangat. Diceritakan bahwa Pak Stephen Tong pernah berbagi tips kepada para hamba Tuhan yang kadang harus berkotbah di lapangan terbuka. Supaya catatan kotbah tidak berterbangan, bawalah karet dan ikatkan kertas catatan itu di Alkitab. Oh well.. as simple as that. Tapi aku tahu, bukan karena karet lah yang menguatkan, tapi bahwa berarti hamba Tuhan pun punya pergumulan berkotbah di lapangan terbuka. Aku sedikit terhibur, tidak berasa susah sendirian.. haha.

Tapi mempersiapkan cerita Mary Slessor berbeda dengan menyiapkan kotbah KKR. Walaupun sudah merasa mempersiapkan verbatim dengan baik, bahkan aku sengaja print beberapa copy poin-poin kotbah (kalau karet putus, kertas terbang masih ada spare.. hahaaha), sehari menjelang pelayanan, aku masih seperti orang bingung. Maklum ya.. ini KKR pertamaku dan to be honest, one of my greatest fear ternyata adalah public speaking. LOL. Padahal cita-citaku sekarang ini adalah jadi guru.

Dan sekali lagi, Tuhan menunjukan kebaikanNya. Setelah mendapat masukan cukup mengagetkan dari Pak Eri, aku bergumul sepanjang malam itu untuk mempersiapkan "narasi lebay" khusus untuk anak SD. Memang waktu review kotbah, aku sudah diingatkan untuk memakai narasi saja. Dan, aku bersyukur Tuhan ingatkan kembali karena poin-poin yang aku buat .. bukan narasi.

Puji Tuhan. Tidak ada karet yang putus, tidak ada kertas catatan yang berterbangan. Tuhan memberi aku kesempatan kotbah di 7 sekolah kepada total kurang lebih 1.758 anak dan 88 guru.































Baca post lainnya tentang KKR Nias 2015:

GOD IS GOOD
GOD IS WISE
GOD IS INCOMPREHENSIBLE
GOD IS ALMIGHTY
GOD IS SOVEREIGN

No comments: