Pages

Oct 23, 2022

God's Support System #2 - Prayer

Aku bersyukur, di awal sakit, banyak sekali saudara dan teman yang mendoakan aku. Tapi terus terang, waktu aku sendiri yang sakit, aku bertanya2 apa ya kira2 untungnya buat mereka yang mendoakan aku. Selama ini memang aku juga sering mendoakan teman2 yang sakit, tapi tidak pernah berpikir untuk apa aku berdoa. Karena memang berdoa kan kewajiban orang Kristen.  

Ketika kita berdoa untuk pekerjaan Tuhan seperti KKR dan acara2 ibadah, aku mengerti kita berdoa untuk pekerjaan Tuhan. Ketika kita berdoa untuk para missionary, para Hamba Tuhan, aku mengerti kita berdoa untuk mereka yang mengerjakan pekerjaan Tuhan. Tapi kalau teman kita sakit dan kita doakan, apa ya impact-nya untuk kerohanian kita? Apa ya kaitannya dengan pekerjaan Tuhan?

Sampai bbrp minggu lalu aku berjanji pada diriku sendiri, aku akan memakai waktu sakit-ku untuk berdoa syafaat. Aku bahkan sudah membuat list doa mingguan. Hari itu adalah jadwal aku mendoakan orang Kristen yang mengalami penganiayaan karena iman mereka. Tuhan memberi aku 2 jawaban:

1. Berdoa untuk orang lain yang kesulitan ketika kita kesulitan adalah sebuah pengalaman rohani yang sangat indah.

2. In my case, Tuhan membuat aku stronger than ever, knowing masih banyak anak2 Tuhan lainnya yang jauuuh lebih menderita dibandingkan aku. Haruskah aku complain kalau mengingat ada orang yang di penjara demi iman mereka?. Aku ngebayangin kondisi di dalam penjara vs kondisi kamar rumah sakit yang biasa aku tempati. Aku langsung speechless. 

Bukan bermaksud sombong, tapi asuransi-ku memang meng-cover kamar VIP di RS Siloam. One bed and one private toilet. Trus, masih terus mau mengasihani diri sendiri? Trus masih kurang bersyukur? Trus masih kurang berjuang? No Way! Harus tetap semangat. Bahkan dalam sakit dan lemah tubuh, aku terus berusaha untuk mengejar dan melakukan pekerjaan2 kantor-ku. Karena Tuhan sudah memberi terlalu banyak untuk aku, tidak pantas kalau aku santai2 dan mengasihani diri sendiri. 

Memang kondisiku tidak memungkinkan aku masuk kantor, selain lemah, mual, muntah, kondisi pandemi membuat makin sulit aku beraktifitas. Dokter-ku sudah wanti2 banget.. jangan sampai kena covid ya Bu. Fatal. Semula aku pikir fatal karena CA kan termasuk comorbid yang berbaya bila ketemu covid. Tapi rupanya bukan hanya itu saja. Dokter menjelaskan, siklus kemo itu tidak boleh terganggu. Once jadwal ngaco... harus reset ulang. Waah ya gawat. Kalau sudah kemo 4x trus besok aku kena covid, kemo harus di reset lagi? ohh nooooo.... (hayo, katanya enggak akan complain, hihihii..) Kalau untuk yang ini, aku sungguh2 memohon belas kasihan dari Tuhan saja. Seandainya, misalnya, jikalau aku Tuhan izinkan kena covid... ya sudah. Dia berdaulat mengatur hidupku dan Dia tahu yang terbaik untuk aku. Aku taat saja.

Sejujurnya aku masih sangat lemah dalam hal doa. Bergumul tiap hari untuk rajin berdoa. Aku pernah mendapat kalimat bagus. Kata2 tepatnya agak lupa, tapi kurang lebih gini: If we know that God is all knowing, why should we pray? Nah, justru karena dia all knowing, maka kita harus berdoa.

Sebenarnya, bisa berdoa saja itu adalah anugerah yang besar. Doa adalah salah satu Means of Grace (Alat Anugerah) yang Tuhan berikan kepada kita, anak2nya. Doa adalah tanda bahwa kita mengaku lemah di hadapan Tuhan dan bahwa kita mau bergantung sepenuhnya pada-Nya. Tuhan senang kalau kita bergantung pada-Nya. Di dalam kebergantungan kita, mau tidak mau harus ada ketaatan penuh di dalamnya. Dan itulah kuncinya. Tuhan bekerja melalui ketaatan kita.

Ayo kita rajin berdoa.... Ada yang mau aku doakan? 😄














Read other God's Support System:

3. Tim Medis
4. Tim CR
5. Friends
6. Family

No comments: