Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Allah adalah Allah yang bekerja melalui suatu rencana. Allah merencanakan keselamatan kita sejak sejak semula di dalam kekekalan (Kejadian 3: 15) , dan setiap cerita di Alkitab adalah bukti penggenapan dari rencana-Nya itu.
- Bukan Nuh yang berencana untuk membuat bahtera agar dia selamat, tapi Allah yang memerintahkan (Kejadian 6:13-14)
- Bukan Abraham yang berencana untuk keluar dari Ur, tapi Allah yang memanggil dia keluar (Kejadian 12:1)
- Bukan Musa yang memiliki rencana hebat untuk membelah laut Teberau sehingga bangsa Israel bisa selamat dari kejaran Firaun dan kereta kuda mereka. Allah-lah yang merencanakannya (Keluaran 14:16)
- Bukan Daud yang merencanakan untuk membunuh Goliat dengan ketapelnya. Tapi Allah yang merencanakannya, sehingga Allah mengatur Isai, ayah Daud untuk menyuruh Daud pergi membawa makanan untuk kakak-kakanya yang sedang berperang (1 Samuel 17:17)
- Petrus tidak punya rencana untuk mencari Yesus agar dapat menjadi murid-Nya, tapi Yesus yang datang kepada Petrus dan memanggilnya (Matius 4:18-19)
- Bukan Paulus yang berencana untuk menjadi Rasul, tapi Yesus lah yang merencanakannya (Kisah Para Rasul 9: 15)
Walaupun tidak semua dicatat di dalam Alkitab, mereka semua pasti punya rencana dalam hidupnya. Ada rencana yang sinkron dengan rencana Allah, tapi ada juga rencana yang tidak sesuai dengan rencana Allah. Kadang kala Allah membiarkan supaya kita "kapok" dan bertobat, tapi seringkali juga Allah intervensi demi rencana-Nya tergenapi.
Paulus punya rencana yang hebat dan terdengar sangat religius. Dengan gagah berani dia laksanakan rencana-nya, pikirnya: aku membela nama Allah. Aku tidak rela nama Allah dipermalukan. Allah pasti senang dengan rencanaku ini. Dan...., kita tahu yang terjadi. Allah memutar-balikkan rencana Paulus 180 derajat. Allah punya rencana lain, yang totally berbeda dengan rencana Paulus.
Sebelum aku divonis CA Mammae, aku juga punya rencana hebat yang sudah aku persiapkan beberapa tahun sebelumnya. Merawat mami dan merawat suami sampai akhir hidupku. Wah, terdengar seperti rencana yang sempurna dari seorang anak yang berbakti kepada orang tua, dan dari seorang istri yang mengasihi suami.
Tapi, CA ini seolah-olah membuat rencanaku berbalik 180 derajat.
Ketika Allah memutar-balikkan rencana Paulus yang tidak sesuai dengan rencana Allah, Allah menetapkan suatu perjalanan yang sulit bagi Paulus. Paulus harus berjuang dalam kesulitan demi kesulitan untuk mengerjakan rencana Allah tersebut. Bahkan, Paulus rela mati agar rencana Allah itu bisa digenapi.
Aku tidak tahu, apakah rencanaku yang terdengar sempurna itu sudah sesuai dengan rencana Tuhan atau belum. Yang aku tahu, Tuhan menetapkan satu babak baru dalam hidupku, yang sulit dan penuh perjuangan.
Kadang, aku gentar dan kuatir... bagaimana kalau Tuhan memanggil aku terlebih dahulu karena CA ini? Siapa yang akan merawat mereka? Tapi rasa kuatir berlebihan adalah tanda dosa, karena itu berarti kita kurang percaya dengan kuasa Allah. Padahal, Tuhan bisa memelihara mereka jauh lebih baik daripada yang aku bisa lakukan/rencanakan.
Jadi, aku akan rela dan taat menjalani semua perjuangan ini dengan ucapan syukur, karena aku tahu rencana Allah bagiku dan keluargaku jauuuuuuhhh lebih sempurna daripada rencanaku.
1 comment:
Setuju, jalanNya bukan jalanku, yakinlah jalanNya lebih indah, lakukanlah yg terbaik yg bisa dilakukan, serahkanlah hasilnya kepada Tuhan. Not only to you Bu Emma, I say this to me as well. Let's encourage each other, jiayou... Xia
Post a Comment